Senin, 04 Maret 2013

Belajar Aksara Sunda

Aksara (=huruf) Sunda ini bukan Aksara Sunda Kuno, tetapi Aksara Sunda yang dipakai sekarang oleh masyarakat, walaupun sedikit..
aksara Sunda di atas adalah aksara Sunda pokok, yang setiap hurufnya mewakili satu konsonan. Di bawah ini huruf-huruf vokalnya.
Oke, sudah ada huruf konsonan dan vokal, lalu apa? Tentu saja tidak cukup, pada aksara Sunda ada juga yang dinamakan rarangkén, yaitu suatu rangkaian yang bisa dibubuhkan pada huruf-huruf konsonan di atas agar lebih bemakna. Ini bentuk-bentuk rarangkén-nya, beserta penjelasannya (saya sajikan dalam bentuk gambar, agar tidak merepotkan harus install ini-itu, maaf jika membuat lama ).




Nah. Sekarang, bagaimana cara memakainya?
Oke, kita coba dengan satu kalimat:
“Budi bermain bola, Ani memasak sayur.”
Kita coba ubah kalimat di atas dengan aksara Sunda dengan pendekatan langkah per langkah.
Langkah #1: kita identifikasi huruf-huruf konsonan dan vokal yang dibutuhkan (huruf sisipan -r-,-y-, dan -l- serta huruf akhiran -r, -ng, dan -h tidak dihitung)
“BuDi BerMaIN BoLa, ANi MeMaSaK SaYur.”
Bukan tulisan alay , huruf-huruf yang kapital adalah huruf-huruf yang dibutuhkan.
Langkah #2: ubah huruf-huruf tersebut menjadi huruf beraksara Sunda, seperti ini:


bada bamaina bala, ana mamasaka saya
Dan kalimat tersebut masih kalimat aneh
Langkah #3: masukkan rarangkén pengubah huruf vokal pada hasil yang didapat pada langkah #2, sehingga kalimat menjadi seperti ini:


budi bemaina bola, ani memasaka sayu
masih belum lengkap, tapi sudah hampir jadi..

Langkah #4: masukkan rarangkén penambah yang lain untuk melengkapi kalimat tersebut, sehingga menjadi:


budi bermain bola, ani memasak sayur
Selamat, anda telah membuat kalimat beraksara sunda!!
Sekarang untuk sedikit kuis, silahkan terjemahkan kalimat ini ke dalam bahasa Indonesia (ini dalam bahasa Sunda, tentu saja ) :




diambil dari pengantar kamus bahasa Sunda-Sunda
yang bisa menjawab dengan benar, akan mendapat senyuman manis dari saya
yu ah,,




Sumber
Uman Zone Wordpress

Kebudayaan dan Watak Sunda


Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat banyak dan indah. Budaya yang lahir dari kebiasaan dan adat setempat. Masyrakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di dalam berbagai aspek kehidupan. Bukti nyata kemajemukan didalam masyarakat kita terlihat dalam beragamannya kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa, manusia yang menjadi sumber kekayaan bagi Bangsa Indonesia.

Seperti bagi Kebudayaan Sunda, kebudayaan Sunda termasuk kebudayaan tertua. Kebudayaan Sunda yang ideal kemudian sering dikaitkan sebagai kebudayaan Raja-raja Sunda. Ada beberapa watak dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup. Etos dan watak Sunda itu adalah Cageur, Bageur, Singer dan Pinter. Kebudayaan Sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi Bangsa Indonesia yang dalam perkembanganya perlu dilestarikan. Hampir semua masyarakat Sunda beragama Islam namun ada yang bukan beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan ditunjukan untuk alam semesta.

Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan-kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, sering dikenal dengan masyarakat religius. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam Pameo" Silih asih, silih asah dan silih asuh, saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling melindungi. Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kespoanan, rendah hati terhadap sesama, kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yanh lebih kecil. Pada Budaya Sunda keseimbangan magis dipertahankan dengan cara upacara-upacara adat sedangkan keseimbngan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong royong untuk mempertahankannya.

Sunda merupakn masyarakat yang tinggal di wilayah barat Pulau Jawa namun dengan berjalannya waktu telah tersebar ke penjuru dunia. sebagai suatu suku, bangsa Sunda merupakan cikal bakal berdirinya peradaban di Nusantara, di mulai dengan berdirinya kerajaan Sunda di Indonesia yakni Kerajaan Salakanagara dan Kerajaan Tarumanagara. Bahkan menurut Stephen openheimer dalam bentuk bukunya berjudul SundaLand, Tatar Sunda/ Paparan Sunda (Sundaland) merupakan pusat peradaban di Dunia. Sejak dari awal hingga kini, budaya Sunda terbentuk sebagai satu budaya luhur di Indonesia. Namun, modernisai dan masuknya budaya luar lambat laun mengikis keluhuran budaya Sunda, yang membentuk etos dan watak Sunda.


Sumber
Harian Umum Radar Karawang
Selasa 5 Februari 2013

Sejarah Singkat Suku Sunda


Suku sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau jawa, Indonesia, yang merupakan wilayah administratif Jawa Barat, Banten, Jakarta dan Lampung. Suku sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya 15,41 % penduduk orang Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang sunda beragama Islam, akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama kristen, Hindu dan Sunda Wiwitan/Jati Sunda. Agama Sunda Wiwitan masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan dan masyarakat Baduy di Lebak Banten yang berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai Suku Sunda.

 Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah bahasanya dan budayanya. orang sunda dikenal memiliki sifat optimis, ramah, sopan dan riang. orang portugis mencatat dalam suma oriental bahwa orang sunda bersifat jujur dan pemberani. karakter orang sunda yang periang dan suka bercanda seringkali ditampilkan melalui tokoh populer dalam cerita sunda yaitu KABAYAN dan populer dalam wayang golek yaitu Cepot, anaknya Semar. mereka bersifat riang, suka bercanda, dan banyak akal. tetapi sering kali nakal.

Disamping prestasi dalam bidang politik (khususnya pada awal kemerdekaan Indonesia) dan ekonomi, prestasi yang cukup membanggakan adalah pada bidang budaya yaitu banyaknya penyanyi, musisi, aktor dan artis dari etnis sunda, yang memiliki prestasi ditingkat nasional, maupun menurut Rouffaer (1905:16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata Sund atau kata Sunddha dalam bahasa Sansakerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang, putih (Williams, 1872:1128, Eringga, 1949:289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi) dan bahasa Bali pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186: Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa etos atau karakter keSundaan, sebagai menuju keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah Cageur (Sehat), Bageur (Baik), Bener (Benar), Singer (mawas diri), dan pinter (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat yang bermukim di Jawa bagian Barat sejak jaman Kerajaan-kerajaan Salakanagara, Kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda Galuh, Kerajaan Padjajaran, hingga sekarang.



Sumber
Harian Umum Radar Karawang
Selasa 19 Februari 2013

Jumat, 01 Maret 2013

Album Keluarga Tempo Doeloe


Saya waktu kecil

Saudara dan keluarga

Saya & nenek dari Ibu

Kakek : ayah dari bapak

Saya & adik (2001)

Kakek, bibi & nenek dari kanan

ini waktu sekitar 2 tahunan, Saya yg lagi nangis di belakang,

ini kakak saya semua..Asep Dedi & Ahmad Nur Komar.

My Mother

Piknik bersama



saya lg, skitar belum 1 tahun kayanya.


Saya, paman & bibi.


Add caption




Adikku (baru 1 tahunan)


Kakak ke 1 (saat sunatan)

Kakak ke 2 (saat suanatan)












Waktu di ancol bersana artis JIN & JUN, Jihan Fahira, Syahrul Gunawan.

Ahmad Jamaludin