Jumat, 10 Mei 2013

Haruskah Reformasi Pendidikan ?

Banyak kisruh tentang pendidikan dewasa kini, dari mulai UN yang masih kontroversi dengan ada atau tidaknya, kurikulum yang masih labil sampai mental pelajar yang menyimpang yang harusnya menjadi seorang terdidik sesuai khitah dunia pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan adalah salah satu pondasi bernegara dimana disinilah akan lahir generasi penerus yang akan membawa dan memimpin bangsa dan negara kedepan untuk lebih maju. Maka dari sinilah perlu perhatian lebih khusus agar tercapainya cita-cita berbangsa dan  bernegara.
Mari tengok dunia pendidikan dewasa kini, banyak hiruk pikuk yang mewarnai pendidikan yang menyimpang dari mana mestinya terutama adalah mental atau karakter peserta didik. Seperti Trilogi Pembangunan yang di gagas Soekarno ; Berdaulat dalam berpolitik, Berdikari dalam berekonomi dan Berkarakter dalam berbangsa.
Mental yang dikemas di Dunia pendidikan dewasa kini adalah mental buruh. Dimana setiap mental peserta didik secara langsung maupun tak langsung bertujuan untuk BEKERJA bukan untuk BELAJAR.
Kita bisa lihat, banyak sekolah maupun sekolah tinggi yang mengiming-imingi calon peserta didiknya dengan akan dimudahkan atau disalurkannya mereka untuk bekerja di berbagai perusahaan ketika lulus nanti. Padahal jumlah lowongan kerja yang ada tak sebanding dengan jumlah angkatan kerja yang semakin tahun semakin bertambah. Seperti Teori Pertumbuhan Penduduk Robert Malthus, dimana pertumbuhan penduduk digambarkan seperti "deret ukur" yaitu 1,2,4,8,16,32 dan seterusnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi digambarkan dengan "Deret hitung" yaitu 2,3,4,5,6,7,8,9 dan seterusnya.
Penciptaan Mental seperti inilah yang akan banyak menciptakan banyak pengangguran, generasi yang frustasi,  karena ketika mereka lulus sekolah nanti mereka hanya berharapa akan mendapatkan pekerjaan bukan untuk "meciptakan".
Hal inilah perlu adanya sebuah reformasi pendidikan dan membawa dunia pendidikan kembali ke-khitah untuk mencerdaskan segenap anak bangsa dan menciptakan generasi penerus yang "Berdaulat, Berdikari dan Berkarakter".
Dan inilah tugas "Kita", saya, anda dan semua yang cinta akan Negara ini.







Ahmad Jamaludin
12:56, 10 Mei 2013