Senin, 10 Oktober 2011

Tanpa Inspirasi



Pagi
Ku buka hari dengan kebingungan
Aku tulis
Temanku masih terlelap dalam tidurnya
Aku tulis
Hanya secangkir kopi yang temani
Aku tulis
Di iringi musik klasik
Aku tulis
Gemuruh suara mesin industry sebrang
Aku tulis
Walau tanpa inspirasi
Aku tetap tulis


06;35 / 11-06-2011
Ahmad Jamaludin

Menghadap Tuhan



Nafas terhenti, Jiwa pergi
Apa yang kan membuatmu lebih berarti
Ketika sang malaikat menanti

Siang malam sama gelap
Sang mentari pun tak mampu bersinar
Bumi ini luas tapi kita sempit
Apa yang kita punya tak berarti
Apa yang kita lakukan itulah yang berarti

Alam disini
Pilihan kita kemarin
Nikmat dan laknat
Juga pilihan kita kemarin
Kesenangan sesaat membutakan kita

Menghadap Tuhan
Apa yang akan kita katakan ??


Ahmad Jamaludin
09:21, 16-06-2011

Mengadu Ke GusDur


 

Gus. . .
Rakyat Indonesia sedang terpuruk di Negeri orang
Gus. . .
Rakyat sedang gelisah di Negeri sendiri
Gus. . .
Persatuan Indonesia mulai goyah
Gus. . .
Budaya Indonesia mulai terkikis
Gus. . .
Pemerintah sudah mengabaikan bangsa dan negaranya

Kepada siapa lagikah aku harus mengadu
Karena orang-orang sekarang mengedepankan keegoisan kepentingan

Pemikiran Humanisme & Pluralisme kamulah
Yang aku junjung saat ini
Aku Rindu Pemimpin Rakyat & Umat Sepertimu. . . . .Gus........

Ahmad Jamaludin
08:27, 20-juni-2011

Jumat, 07 Oktober 2011

BERKACA PADA HATI


Benci rasanya
Saat tahu ternyata hanya menjadi pelarian yang tertunda
Sakit jadinya
Mengingat segala kenangan yang tak tertampungkan

Saat ku telaah seribu peristiwa
Kupunyai sebentuk kesimpulan
Jika ternyata
Cinta sesaatmu hanya sebuah pelarian

Bukan egois kata itu tercipta
Namun sebentuk realita
Yang sulit dipungkiri
Tak usah berkata
Bahwa ada yang telah melupakan
Karna kita sama-sama terlupakan
Terlupakan pada sebuah cinta
Yang harusnya cinta itu
Puncak dari samudera ketulusan

Dari Novel Malaika Humairah