Senin, 09 Januari 2012

Masjid Seribu Pintu Karawang


Bagian sisi Masjid Seribu Pintu
Masjid seribu pintu terletak di kampung Cikebo desa parung mulya kec.ciampel kuta tandingan kab.karawang.

Masjid seribu pintu ini di bangun oleh Syeikh al-fakir madi hasan al-khudratillah al=mukhodan al-bantani yang merupakan keturunan dari syeikh abdul qodir al-jaelani ini di bangun pada 2004 dengan luas sekitr 4 hektar yang berdiri di kuta tandingan.

Masjid yang mempunyai nilai seni bangunan dengan banyak pintu di setiap sisi dan jurunya, mempunyai nilai filosopi tersendiri yaitu 999 pintu melambangkan manusia dan 1 pintu melambangkan ALLAH SWT. pada dasarnya masjid ini dibangun untuk sarana ibadah masyarakat sekitar yang juga akan di bangun pondok pesantren, harus terhenti pembangunannya pada tahun 2006 karena masalah persengketaan lahan yang ditempati masjid seribu pintu tersebut. 


Menurut penulusuran, masjid seribu yang ada di karawang ini akan menjadi centralnya masjid seribu pintu yang lain yang ada di nusantara indonesia. karena masjid ini tidak hanya berdiri di tanah karawang saja melainkan banten,sumatera dll. 

Selain tempat sembahyang, masyarakat sekitar masjid seribu pintu ini juga sering mengadakan tawasulan sebagai budaya ahlussunnah wal jama'ah yang di ajarkan syeikh al-fakir. jama'ah tawasulan yang diadakan setiap malam jum'at ini cukup banyak, tak jarang orang yang diluar karawang pun hadir mengikuti dan menjadi jama'ah al-fakir. pembangunannya terhenti tapi masih banyak masyarakat yang menggunakan masjid tersebut ramai dikunjungi, seperti sering diapakai Tawasulan oleh masayarakat sekitar juga orang dari karawang dan luar karawang yang senan tiasa hadir setiap malam jum'at. 
 

Konsep Masjid jika rampung sampai selesai
 
Lahan masjid seribu pintu sering di persengketakan. Beberapa kali masyarakat harus berhadapan dengan oknum-oknum yang akan membongkar masjid tersebut, dengan alasan tanah yang ditempati adalah tanah Negara juga ada yang mengaku sebagai ahli waris dari tanah yang di tempati. Tidak sampai disitu persengketaan juga terdapat di sekeliling area masjid, seperti banyak patok perbatasan dan papan pemberitahuan kepemilikan lahan.
 
Namun masyarakat setempat tetap bertahan dan meminta perlindungan dari berbagai instansi maupun lembaga dari tingkat daerah, provinsi sampai tingkat pusat. Karena tanah yang mereka diami adalah tanah adat, tanah yang telah ditempati jauh sebelum Indonesia merdeka. Dan juga menjadi saksi perjalan era kemerdekaan dari pelarian Kartosuwiryo, pasukan Kala Hitam dari derah jawa sampai calon para pejabat juga petinggi-petinggi pemerintah yang sekedar berdo'a maupun berziarah.
 

Perjalanan untuk ke masjid seribu pintu ini harus hati-hati. Pasalnya untuk sampai ke tujuan, jalan yang akan dilalui masih jalan hutan yang setapak hanya bisa dilalui oleh motor dan insfratuktur sekitar sangat kurang dengan penerangan listrik yang belum ada disana juga letak geografisnya yang masih hutan dan perbukitan.

Ada dua jalan alternatif untuk sampai kesana, pertama kita bisa ambil jalan yang melalui KIIC dan jalan Sandiego Hill. Saat kami kesana, jalan yang kami lalui yaitu jalan KIIC. Jika Masuk dari belakang KIIC, pas bunderan KIIC kita bisa ambil kiri dan langsung lurus terus. Sedangkan jika jalan Sandiego Hill, Kita bisa ikuti Jalan.

Ahmad Jamaludin
09:41 09/01/12

Bagian dalam masjid


Bapak Enting ketua RT setempat juga sebagai Kepala Adat

Tim Ekspedisi Kuning

Tim Ekspedisi yang sedang meninjau masjid dan wawancara


Tampak dari atas masjid





Menuju Gudang masjid yang masih berada disekitar masjid

Bangunan Gudang masjid



Makan ala kadarnya


Tim Ekspedisi saat berkunjung di rumah warga waktu diperjalanan

Suasana saat Tawasulan yang dilaksanakan setiap malam jumat






Salah satu jalan mencapai lokasi




Jembatan penghubung dan perlintasan untuk ke lokasi masjid, Jembatan ini terbuat dari bambu dan minim kemanan


Jembatan penghubung

Tim Ekspedisi

Sungai penghubung antar masyarakat yang tanpa jembatan

Terima Kasih

6 komentar: