Air mengalir sampai jauh,Lirik lagu Bengawan Solo karya Gesang tersebut sepertinya tepat untuk menggambarkan siklus air sekarang ini. Beberapa tahun terakhir banyak air larian, yang mengalir begitu saja sampai jauh, sampai laut. Lalu mereka menguap lagi (dengan cepat) menjadi awan, lalu hujan. Lalu mengalir lagi sampai jauh.
Akhirnya ke laut…
Air yang mencapai dua per tiga bagian permukaan bumi jumlahnya tidak pernah berubah, hanya bentuknya berubah dalam siklus hidrologi yang terus-menerus, yakni air di daratan-air laut-uap air-air hujan). Tetapi perlu diperhatikan dari seluruh air yang terdapat di muka bumi, 97,5% diantaranya merupakan air asin yang terdapat di laut. Dan hanya 2,5% saja yang berupa air tawar.
Dari jumlah 2,5 persen air tawar (freshwater) yang dimiliki bumi pun hanya sebanyak 0,4 persen yang terdapat di permukaan tanah (surface) dan atmosfir (atmospheric water). 0,4 persen air tawar inilah yang sering diperebutkan dan dikonsumsi oleh milyaran penduduk bumi. Selebihnya berupa glasier (gletser; bongkahan es) yakni sebesar 68,7%, ada pula yang tersimpan di dalam tanah dalam bentuk airtanah (groundwater) sebesar 30,1 % dan sebanyak 0,8% tersimpan dalam bentuk tanah beku (permafrost).
Laju pertambahan penduduk yang semakin cepat tentu berpengaruh pula pada meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Padahal ketersediaan air di muka bumi ini sangat terbatas menurut ruang dan waktu, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Penggunaan air tanah merupakan salah satu alternatif yang dilakukan manusia guna memenuhi kebutuhan akan air, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun kebutuhan industri. Masalah yang kemudian muncul adalah penyedotan air tanah secara besar-besaran dapat mempengaruhi kualitas lingkungan, dalam hal ini air dan permukaan tanah.
Percepatan laju pembangunan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan berakibat semakin besarnya air larian yang akhirnya mempengaruhi jumlah air tanah. Berkurangnya tanah sebagai daerah resapan air serta pohon-pohon yang menahan air mendukung semakin besarnya volume air larian. Air tersebut menggenang di permukaan dalam jumlah yang berlebihan, yang kita sebut banjir.
Kecilnya komposisi air tawar yang bisa kita konsumsi, serta daya renewable(perbaharuan) air yang sangat lama (Kecepatan renewable air adalah sepuluh pangkat minus dua cm per detik. Dengan kecepatan itu dibutuhkan waktu hingga beberapa generasi bagi air untuk memperbaharui dirinya), maka sudah saatnya kita menjadi bijak dalam menggunakan air. Langkah-langkah seperti membuat sumur resapan atau menabung air hujan dapat dijadikan alternative dalam menjaga ketersediaan air bersih demi kehidupan kita dan generasi penerus kita kelak.
Selamat Hari Air.
Air Mengalir Sampai Jauh