Ketertarikan manusia pada tangan sudah ada sejak zaman batu. Hal tersebut
dibuktikan dengan ditemukannya cetakan telapak tangan di dalam gua yang
terletak diatas batu, ayu dan gading pada zaman prasejarah oleh para ahli
arkeologi.
Diketahui pula, bahwa orang Cina sudah menggunakan ramalan tangan sejak
5000 tahun yang lalu. Bahkan, Kaisar Cina menggunakan cap jari jempolnya untuk
mengesahkan dokumen kerajaan pada masa itu. Begitupun
dengan Julius Caesar (102-44 SM) yang bisa melihat seseorang dengan garis
telapak tangannya. Tak hanya itu, di beberapa Negara palmistry kerap dijadikan
tradisi dari kebudayaan kuno. Sebut saja India, Cina dan Mesir.
Palmistri merupakan
suatu proses yang diyakini dapat menceritakan karakter, kesehatan dan nasib
seseorang melalui lipatan, bentuk, ukuran dan garis di telapak tangan. Pada
dasarnya, palmistry dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut :
1.
Chirognomy
Kemampuan untuk
mempelajari sifat dan karakteristik seseorang melalui bentuk tangan.
2.
Chiromancy
Kemampuan untuk
mempelajari hal-hal baik dan buruk dalam diri seseorang melalui warna dan
garis-garis ditelapak tangan.
3.
Dermatologi
Ilmu pengetahuan
yang mempelajari pola jari tangan (sidik jari). Hasilnya tidak memberitahukan
masa depan seseorang tapi lebih pada potensi diri, misalnya gaya belajar,
kecerdasan, aspek psikologi, bakat dan kecenderungan karakter. Berbeda dengan
garis tangan , garis di sidik jari tidak akan berubah. Artinya, sidik jari
seorang anak merupak cetak biru generasi orang tuanya.
Ketika dilahirkan,
setiap orang membawa bakat masing-masing. Bakat atau potensi terpendam ternyata
dapat dilihat dengan sidik jari. Sidik jari ini mulai terbentuk ketika masih
menjadi janin berumur 21 minggu. Dengan mengetahui potensi sejak dini,
diharapkan orang tua dapat memberikan dan mengarahkan pendidikan anak dengan
lebih baik. Sebab, orang tua diyakini lebih memahami bakat dan kelemahan si
anak.
Saat ini, kemampuan
membaca garis tangan bukan hanya untuk orang yang memiliki ilmu supranatural,
melainkan semua orang pun bisa mempelajarinya. Pada dasarnya, ilmu ini bisa
dipelajari secara otodidak, misalnya melalui buku. Sebab, palmistry yang
dimaksud disini adalah perpaduan antara seni dan ketajaman intuisi. Dengan
memiliki kemampuan tersebut, seseorang sedikit banyak dapat mengetahui
karakter, kesehatan, karier dan kehidupan asmara seseorang.
Garis tangan setiap
orang berbeda-beda. Garis tersebut bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung apa
yang sedang dipikirkan.
Perubahan garis sangat
cepat terjadi pada umur 0-18 tahun. Perubahan semakin lambat terjadi pada umur
18-35 tahun. Kemudian, perubahan akan semakin lambat jika seseorang sudah
berumur 35 tahun ke atas. Semakin bertambahnya usia, otomatis beban pikiran
akan bertambah pula. Intinya, perubahan yang terlihat digaris tangan ditentukan
oleh keadaan pikiran. Bisa jadi hari garis tangan berubah lebih tebal, lebih
panjang atau justru timbul garis baru.
Ahmad Jamaludin
21:18, 13/10/2012
Sejarah Palmistri atau Membaca Garis Tangan