Selasa, 16 Oktober 2012

Sejarah Palmistri atau Membaca Garis Tangan


Ketertarikan manusia pada tangan sudah ada sejak zaman batu. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya cetakan telapak tangan di dalam gua yang terletak diatas batu, ayu dan gading pada zaman prasejarah oleh para ahli arkeologi.
Diketahui pula, bahwa orang Cina sudah menggunakan ramalan tangan sejak 5000 tahun yang lalu. Bahkan, Kaisar Cina menggunakan cap jari jempolnya untuk mengesahkan dokumen kerajaan pada masa itu. Begitupun dengan Julius Caesar (102-44 SM) yang bisa melihat seseorang dengan garis telapak tangannya. Tak hanya itu, di beberapa Negara palmistry kerap dijadikan tradisi dari kebudayaan kuno. Sebut saja India, Cina dan Mesir.
Palmistri merupakan suatu proses yang diyakini dapat menceritakan karakter, kesehatan dan nasib seseorang melalui lipatan, bentuk, ukuran dan garis di telapak tangan. Pada dasarnya, palmistry dibagi menjadi tiga bagian sebagai berikut :
1.      Chirognomy
Kemampuan untuk mempelajari sifat dan karakteristik seseorang melalui bentuk tangan.
2.      Chiromancy
Kemampuan untuk mempelajari hal-hal baik dan buruk dalam diri seseorang melalui warna dan garis-garis ditelapak tangan.
3.      Dermatologi
Ilmu pengetahuan yang mempelajari pola jari tangan (sidik jari). Hasilnya tidak memberitahukan masa depan seseorang tapi lebih pada potensi diri, misalnya gaya belajar, kecerdasan, aspek psikologi, bakat dan kecenderungan karakter. Berbeda dengan garis tangan , garis di sidik jari tidak akan berubah. Artinya, sidik jari seorang anak merupak cetak biru generasi orang tuanya.

Ketika dilahirkan, setiap orang membawa bakat masing-masing. Bakat atau potensi terpendam ternyata dapat dilihat dengan sidik jari. Sidik jari ini mulai terbentuk ketika masih menjadi janin berumur 21 minggu. Dengan mengetahui potensi sejak dini, diharapkan orang tua dapat memberikan dan mengarahkan pendidikan anak dengan lebih baik. Sebab, orang tua diyakini lebih memahami bakat dan kelemahan si anak.
Saat ini, kemampuan membaca garis tangan bukan hanya untuk orang yang memiliki ilmu supranatural, melainkan semua orang pun bisa mempelajarinya. Pada dasarnya, ilmu ini bisa dipelajari secara otodidak, misalnya melalui buku. Sebab, palmistry yang dimaksud disini adalah perpaduan antara seni dan ketajaman intuisi. Dengan memiliki kemampuan tersebut, seseorang sedikit banyak dapat mengetahui karakter, kesehatan, karier dan kehidupan asmara seseorang.
Garis tangan setiap orang berbeda-beda. Garis tersebut bisa berubah sewaktu-waktu, tergantung apa yang sedang dipikirkan.
Perubahan garis sangat cepat terjadi pada umur 0-18 tahun. Perubahan semakin lambat terjadi pada umur 18-35 tahun. Kemudian, perubahan akan semakin lambat jika seseorang sudah berumur 35 tahun ke atas. Semakin bertambahnya usia, otomatis beban pikiran akan bertambah pula. Intinya, perubahan yang terlihat digaris tangan ditentukan oleh keadaan pikiran. Bisa jadi hari garis tangan berubah lebih tebal, lebih panjang atau justru timbul garis baru.




Ahmad Jamaludin
21:18, 13/10/2012

0 komentar:

Posting Komentar