Jumat, 30 Maret 2012

Humor Gusdur 1-15



1. Peternak Lebah ala GusDur

Saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat, Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) tidak henti didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saat itu dipimpin Nur Mahmudi Ismail.
Tuntutan mereka sama, yang mendeseak pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai
Sekjen Dephutbun.
"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir,berikan saja jabatan itu kepada orang dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi tulisan sebuah poster yang diacungkan.
Rentetan demonstrasi yang sempat melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang ikutan berdemo, yang pada akhirnya menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya Sutjipto dipertahankan. Dalam suasana seperti itulah cucu KH Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta akhir Maret 2000.
Dalam pidatonya, Gus Dur antara lainmemaparkan mengenai kondisi peternakan
lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350 ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu, daripada mendemo menterinya mbok lebih baik beternak lebah, supaya kita tidakmengimpor lagi!" pinta Gus Dur. (rhs)

Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010

2. Fenomena 'Gila' Gus Dur

Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai negara.Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak.
"Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali
ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuatPresiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadipada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila
harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian terdiam sejenak. Fidel Castro pun semakin seriusmendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, yayang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal mendengar dagelan tersebut. (rhs)

Sumber: okezone.com, 02 Januari 2010

3. Obrolan Para Presiden

Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa...
Setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, JacquesChirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas TanahAbang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

Sumber: gusdur.net, 13 November
2008

4. Sate Babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan : Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur : Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs)

Sumber : Okezone.com, Selasa, 1
September 2009

5. Gus Dur Diplintir Media

Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya. Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)

sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009
- 13:06 wib

6. Kuli dan Kyai

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tibadi Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)

Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April
2009 - 15:05 wib

7. Kaum Almarhum

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percayapada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.

Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008

8. Pengalaman Gus Dur NaikHaji

Gus Dur seperti tidak pernah kehabisancerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut. Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya.
Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh kekanan dan ke kiri,mencari-cari posisi presiden untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan legaia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai
manuia, sesama setan jangan saling lempar."
(rhs)

Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010

9. Cuma Takut Tiga Roda

Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, adapembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri
sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama
tiga roda...!" (rhs)

Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010

10. Tak Punya Latar Belakang Presiden

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)

Sumber: okezone.com, 01 Desember
2009

11. Airport Abdurrahman Wahid

Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky."Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik. (mbs)

Sumber: Okezone.com, 24 Nopember
2009

12. Buto Cakil Pembayar Demonstran?

Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)

Sumber: okezone.com, 10 November
2009

13. Tukang Santet Jakarta

Main hakim sendiri seakan sudah dianggapnormal oleh masyarakat kita. Pelakunyabukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang berwenang. Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah "menghitamkan" beberapa halamannyla sebagai tanda prihatin. Para pembaca Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
dugaan pun segera muncul. Gus Dur termasuk yang heran dan menduga-duga."Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"- nya. "Karena reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah Jakarta."(mbs)

Sumber: okezone.com, Senin, 19
Oktober 2009

14. Panglima AL Paraguay

Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)

Sumber: okezone, 15 September 2009

15. Orang NU Gila

Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua diniharihingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.

Sumber: okezone


23:04, 27/03/12
Ahmad Jamaludin




greenourheart

Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumbertulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc

Humor Gusdur 16-26



16. Lupa Tanggal Lahir

Gus Dur, nama lengkapnya adalah Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Ada rahasia dalam tanggal kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu persis tanggal berapa sebenarnya dia dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus Dur ditanya,
" Namamu siapa Nak?" "Abdurrahman," jawab Gus Dur.
"Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...," jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun 1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal bulan Komariahnya, yaitu hitungan berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan Komariag. Tetapi gurunya menganggap Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan Syamsiah.Maka sejak itu dia dianggap lahir pada tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7September 1940.

17. Santri Dilarang Merokok

"Para santri dilarang keras merokok!" begitulah aturan yang berlaku di semua pesantren, termasuk di pesantren Tambak Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau tidak bengal dan melanggar aturan rasanya kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di luar sebuah rumah, ada seseorang sedang duduk-duduk santai sambail merokok.
Seorang santri yang kebetulan melintas di dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di tengah kegelapan itu.

"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik merokok itu. Langsung saja orang itu memberikan rokok yang sedang dihisapnya kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara rokok itu membesar, sehingga si santri mengenali wajah orang tadi. Saking takutnya, santri itu langsung lari tunggang langgang sambil membawa rokok pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!" teriak Kiai Fatta.

18. Doa Mimpi Matematika

Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih
jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi
yang dibuat Zul Irwan Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi

19. Obrolan Hari Jumat

Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang kerjanya di Istana Merdeka menerima Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI, kolumnis dan pernah menjadi pemimpin Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi (Kepala Litbang Departemen Agama).
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang dengan kedua sahabatnya tersebut. Sobary sempat menjadi moderator ketika berlangsung dialog antara Gus Dur dengan masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di kantor Menteri Agama adalah seorang staf menteri.Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan Menteri Agama Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden.....

20. Dua Gus Adalah Musuh Orba

Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan bagi anak kiai yang mereka hormati . Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun, Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain pula pandangan pemerintah Orde Baru. Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus itu, terutama yang kritis terhadap kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan."
Gus Nun sering ngomong pedas, maka dianggap musuh pemerintah juga.
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan malam bersama tamu-tamunya, sebenarnyaada satu "Gus" lagi yang tidak disukai pemerintah.
Para tamu pun penasaran, dan menunggu Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud.
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin yang saat itu masih di penjara.

21. Gus Dur dan UU Pornografi

Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan Rakyat akan mengesahkan Rancangan Undang-undang Pornografi menjadi undangundang pada pertengahan 2008. Berbagai pro dan kontra berkembang. Demonstrasi dimana-mana.Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi dia, di dalam Islam pun telah ada porno.Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut. Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul Mu’aththar sebagai korban tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”

22. Becak Dilarang Masuk

Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini masuk dalam buku Setahun bersama Gus Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit. Ceritanya, ada tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
bentak polisi.
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong. Becak saya kan ada yang mengemudi,” jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.

23. Radio Islami

Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marahmarah. “Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk membanting radio?)” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.

Humor Gusdur 27-41



27. NU Diskon

Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.Setelah buka, kemudian salat Maghribberjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua tamu buka puasa langsung tertawa.

28. Che Guevara

Guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan bertemu dengan Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga. Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

29. Siapa yang Paling Berani

Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Ehkebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yangsedang kelaparan lagi berenang mencari makan …

Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia …
Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!

Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil
sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar
(sang Sersan datang) … coba kamu keliling
kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) forthe queen I’am ready to serve!!! (pekik sangsersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali… dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat
… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)

Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kirakira
siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!

30. Tiga Polisi Jujur

Gus Dur sering terang-terangan ketika mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik
dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur.
Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.

31. Membuat Orang-Orang Berdoa

Di pintu akherat seorang malaikat menanyaiseorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikatitu memberikan kamar yang mewah untuksopir Metro tersebut dan peralatan yangterbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…”
lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang
lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”


32. Bukan Saya

Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras,“Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”


33. Iklan Gratis

Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.


34. Tuhan Tak Perlu Dibela

Saat kebanyakan orang saling menunjukkandiri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban GusDur kala itu. Karuan saja omongan itu jugamenimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita.
Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,”
sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur


35. Presiden Wisatawan

Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status kepresidenan dari masa Pak Karno sampai dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan,
Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang
saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri


36. Pikiran Porno

Dalam suatu kesempatan Gus Durmengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenalwali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalaunggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus,
Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik
bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri garagara pikirannya itu,” jawab Gus Dur. Ya, begitulah Gus Dur


37. Olimpiade

Hampir tak ada negara yang rela ketinggalanmengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiapnegara berusaha mengirimkan atletterbaiknya, dengan harapan mereka bisamendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng,
“Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”


38. Salad

Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalamsebuah kunjungan ke luar negeri. Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.


39. Gus Dur Ngelu

“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokohtokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus
Dur.
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”


40. Anggur Mukti Ali

Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikanMukti Ali,” ujar Gus Dur.

“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”


41. Siapa Lebih dekat denganTuhan

Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah. Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali;
Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.



23:04, 27/03/12
Ahmad Jamaludin




greenourheart

Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumbertulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc