Jumat, 30 Maret 2012

Humor Gusdur 27-41



27. NU Diskon

Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.Setelah buka, kemudian salat Maghribberjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua tamu buka puasa langsung tertawa.

28. Che Guevara

Guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan bertemu dengan Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan rombongannya menginap selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu bagaimana mereka bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan ketiga. Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.

29. Siapa yang Paling Berani

Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang “berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Ehkebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yangsedang kelaparan lagi berenang mencari makan …

Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani di seluruh dunia …
Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!

Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil
sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar
(sang Sersan datang) … coba kamu keliling
kapal ini sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) forthe queen I’am ready to serve!!! (pekik sangsersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali… dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat
… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat …)

Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kirakira
siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!

30. Tiga Polisi Jujur

Gus Dur sering terang-terangan ketika mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik
dan menyindir polisi. Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur.
Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.

31. Membuat Orang-Orang Berdoa

Di pintu akherat seorang malaikat menanyaiseorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.

“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikatitu memberikan kamar yang mewah untuksopir Metro tersebut dan peralatan yangterbuat dari emas. Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…”
lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang
lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa…”


32. Bukan Saya

Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras,“Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”


33. Iklan Gratis

Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.


34. Tuhan Tak Perlu Dibela

Saat kebanyakan orang saling menunjukkandiri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban GusDur kala itu. Karuan saja omongan itu jugamenimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita.
Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,”
sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur


35. Presiden Wisatawan

Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status kepresidenan dari masa Pak Karno sampai dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan,
Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang
saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar negeri


36. Pikiran Porno

Dalam suatu kesempatan Gus Durmengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenalwali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalaunggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus,
Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik
bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri garagara pikirannya itu,” jawab Gus Dur. Ya, begitulah Gus Dur


37. Olimpiade

Hampir tak ada negara yang rela ketinggalanmengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah kalau setiapnegara berusaha mengirimkan atletterbaiknya, dengan harapan mereka bisamendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng,
“Tiap kali bersiap-siap akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang mau menembak saya.”


38. Salad

Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalamsebuah kunjungan ke luar negeri. Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.


39. Gus Dur Ngelu

“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokohtokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus
Dur.
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”


40. Anggur Mukti Ali

Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikanMukti Ali,” ujar Gus Dur.

“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”


41. Siapa Lebih dekat denganTuhan

Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah. Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali;
Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.



23:04, 27/03/12
Ahmad Jamaludin




greenourheart

Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumbertulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc

0 komentar:

Posting Komentar