Jumat, 30 Maret 2012

Humor Gusdur 1-15



1. Peternak Lebah ala GusDur

Saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat, Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) tidak henti didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saat itu dipimpin Nur Mahmudi Ismail.
Tuntutan mereka sama, yang mendeseak pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai
Sekjen Dephutbun.
"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir,berikan saja jabatan itu kepada orang dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi tulisan sebuah poster yang diacungkan.
Rentetan demonstrasi yang sempat melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang ikutan berdemo, yang pada akhirnya menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya Sutjipto dipertahankan. Dalam suasana seperti itulah cucu KH Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta akhir Maret 2000.
Dalam pidatonya, Gus Dur antara lainmemaparkan mengenai kondisi peternakan
lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350 ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu, daripada mendemo menterinya mbok lebih baik beternak lebah, supaya kita tidakmengimpor lagi!" pinta Gus Dur. (rhs)

Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010

2. Fenomena 'Gila' Gus Dur

Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai negara.Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak.
"Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali
ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuatPresiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadipada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila
harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian terdiam sejenak. Fidel Castro pun semakin seriusmendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, yayang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal mendengar dagelan tersebut. (rhs)

Sumber: okezone.com, 02 Januari 2010

3. Obrolan Para Presiden

Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan. Seperti biasa...
Setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: "Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, JacquesChirac, ikut menjulurkan tangannya keluar. "Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas TanahAbang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

Sumber: gusdur.net, 13 November
2008

4. Sate Babi

Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan : Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur : Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi! (//mbs)

Sumber : Okezone.com, Selasa, 1
September 2009

5. Gus Dur Diplintir Media

Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya. Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)

sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009
- 13:06 wib

6. Kuli dan Kyai

Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tibadi Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)

Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April
2009 - 15:05 wib

7. Kaum Almarhum

Mungkinkah Gus Dur benar-benar percayapada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.

Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008

8. Pengalaman Gus Dur NaikHaji

Gus Dur seperti tidak pernah kehabisancerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya "peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko. Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut. Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya.
Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh kekanan dan ke kiri,mencari-cari posisi presiden untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan legaia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai
manuia, sesama setan jangan saling lempar."
(rhs)

Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010

9. Cuma Takut Tiga Roda

Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, adapembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri
sebuah rapat di Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama
tiga roda...!" (rhs)

Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010

10. Tak Punya Latar Belakang Presiden

Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)

Sumber: okezone.com, 01 Desember
2009

11. Airport Abdurrahman Wahid

Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky."Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik. (mbs)

Sumber: Okezone.com, 24 Nopember
2009

12. Buto Cakil Pembayar Demonstran?

Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)

Sumber: okezone.com, 10 November
2009

13. Tukang Santet Jakarta

Main hakim sendiri seakan sudah dianggapnormal oleh masyarakat kita. Pelakunyabukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang berwenang. Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah "menghitamkan" beberapa halamannyla sebagai tanda prihatin. Para pembaca Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
dugaan pun segera muncul. Gus Dur termasuk yang heran dan menduga-duga."Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"- nya. "Karena reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah Jakarta."(mbs)

Sumber: okezone.com, Senin, 19
Oktober 2009

14. Panglima AL Paraguay

Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, "Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio, "Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)

Sumber: okezone, 15 September 2009

15. Orang NU Gila

Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua diniharihingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.

Sumber: okezone


23:04, 27/03/12
Ahmad Jamaludin




greenourheart

Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumbertulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc

0 komentar:

Posting Komentar